Wednesday, December 19, 2012

[Haiku] Ingatan masalalu : 1966 - 1967

[Haiku] Ingatan masa lalu
: 1966 - 1967

Rindu mencekam
tersekap dalam kamar
dipengungsian

Menapak jejak
dikeheningan malam
menuju pulang

Dengan bayinya
duduk seorang Nenek
di bangku panjang

MiRa - Amsterdam, 19 Desember 2012

Tuesday, December 18, 2012

[Haiku] Ingatan masa lalu: 1965 - 1966


[Haiku] Ingatan masa lalu
: 1965 - 1966


menanti diri
di ujung gang sayuti
tak kunjung tiba

jalanan lengang
tentara lalu-lalang
Anak menangis

gelap gulita
Kenangan masa silam
waktu jam malam

MiRa - Amsterdam, 18 Desember 2012

Friday, November 30, 2012

[Tanka] Buta Tuli

buta dan tuli
membakar keyakinan
terjaga mimpi
di celah kehidupan
tanpa kemerdekaan

gelap gulita
menyelimuti bumi
sepanjang musim
dalam kehadirannya
tertimbun daun kering

menuntut adil
pembebasan dirinya
tidak bermakna
benih tumbuh merambah
berbunga pucat pasi



MiRa - Amsterdam, 30 Nopember 2012

Tuesday, September 11, 2012

Pemilih Kiri di Belanda bersikap lebih sosial daripada pemilih sayap kanan


Foto: poster GOLPUT - Amsterdam, 10 September 2012

Dalam rangka pemilu parlemen di Belanda tgl 12 September besok,  seorang ekonom dari Universitas Mastrich, bernama Dr. Paul Smith, meneliti perilaku pemberi suara pemilu, dan menyimpulkan bahwa pemilih golongan "kiri" berprilaku lebih sosial dari pada para pemilih partai sayap kanan.

Penelitian Dr. paul Smith itu mengarah pada pilihan politik partai di pemilu tahun 2010, dengan mengukur skala preferensi pandangan politik mereka. Menurut beliau sebelumnya belom pernah ada penelitian dari ilmuwan Belanda, yang memiliki interes untuk menguji hubungan antara orientasi politik dan perilaku sosial pemberi suara pemilu.  Ia mengambil dataset peserta dalam kumpulan kategori sebanyak 3000 investor swasta.

Dari hasil pendekatan penelitian terhadap 3000 peserta itu, pemilih partai kristen reformis SGP memiliki pandangan politik paling kanan, kemudian urutan selanjutnya sebagai orang kanan adalah partai liberal, VVD dan PVV -  Wilder. Partai buruh (PvdA) dan Partai hijau (Groen Links) menilai dirinya berpandangan paling "Kiri", sedang pemilih partai sosialis menyebut dirinya sbg orang "kiri". Singkat kata, ada 32, 5 % dari 3000 peserta menyebut dirinya sebagai "Orang Kiri" dan 67,5% beraliran "kanan".

Menurut Smith, hasil penelitian di Amerika menunjukkan pemilih Partai Republik lebih cenderung berperilaku berburu harta demi kepentingan pribadinya dibanding pemilih partai demokrat.  Untuk menilai perilaku sosial yang cukup obyektif di Belanda, Dr. Smith menggunakan indikator sebagai berikut: berapa banyak orang yang beramal? Ada dua kategori bagi orang yang mendaftar sebagai donatur , yaitu terdaftar sebagai donor organ dan yang menjadi sukarelawan. Hasilnya menunjukkan bahwa 22 persen pemilih partai hijau memilih investasi di sektor ekosistem, sedangkan pemilih partai Liberal VVD hanya 9 persen. Dalam daftar angket penelitian, jumlah pemilih partai "kiri"  56 persen sebagai donor organ, dan pemilih sayap kanan 45 persen.
 


 Sumber: http://www.blikopnieuws.nl/bericht/149354/Linkse_kiezers_gedragen_zich_socialer_dan_rechtse_kiezers.html

MiRa - Amsterdam, 11 September 2012

Monday, September 10, 2012

[Haiku] Jagal


Pelaku jagal
Bangga membunuh orang
 
Kebiadaban

MiRa - Amsterdam, 9 September 2012

***


A still from the current event

Jagal (bahasa Inggris: ''The Act of Killing'')
adalah film karya sutradara Joshua Oppenheimer.

Jagal

Sutradara     Joshua Oppenheimer
Produser     Signe Byrge Sørensen
Musik     Elin Øyen Vister
Sinematografi     Carlos Arango de Montis ADFC, Lars Skree
Editing     Niels Pagh Andersen, Janus Billeskov Jansen, Mariko Montpetit, Charlotte Munch Bengtsen, Ariadna Fatjó-Vilas Mestre
Distribusi     Cinephil
Durasi     149 min. (director's cut)/115 min
Negara     Norwegia, Denmark, Inggris Raya
Bahasa     Indonesia

Sinopsis

Ketika pemerintah Indonesia digulingkan oleh militer pada 1965, Anwar dan kawan-kawan 'naik pangkat' dari preman kelas teri pencatut karcis bioskop menjadi pemimpin pasukan pembunuh. Mereka membantu tentara membunuh lebih dari satu juta orang yang dituduh komunis, etnis Tionghoa, dan intelektual, dalam waktu kurang dari satu tahun. Sebagai seorang algojo dalam pasukan pembunuh yang paling terkenal kekejamannya di Medan, Anwar telah membunuh ratusan orang dengan tangannya sendiri.

Hari ini, Anwar dihormati sebagai pendiri organisasi paramiliter sayap kanan Pemuda Pancasila (PP) yang berawal dari pasukan pembunuh itu. Organisasi ini begitu kuat pengaruhnya sehingga pemimpinnya bisa menjadi menteri, dan dengan santai menyombongkan segala macam hal, dari korupsi dan mengakali pemilu sampai melaksanakan genosida.

Jagal bercerita tentang para pembunuh yang menang, dan wajah masyarakat yang dibentuk oleh mereka. Tidak seperti para pelaku genosida Nazi atau Rwanda yang menua, Anwar dan kawan-kawannya tidak pernah sekalipun dipaksa oleh sejarah untuk mengakui bahwa mereka ikut serta dalam kejahatan terhadap kemanusiaan. Mereka justru menuliskan sendiri sejarahnya yang penuh kemenangan dan menjadi panutan bagi jutaan anggota PP. Jagal adalah sebuah perjalanan menembus ingatan dan imajinasi para pelaku pembunuhan dan menyampaikan pengamatan mendalam dari dalam pikiran para pembunuh massal. Jagal adalah sebuah mimpi buruk kebudayaan banal yang tumbuh di sekitar impunitas ketika seorang pembunuh dapat berkelakar tentang kejahatan terhadap kemanusiaan di acara bincang-bincang televisi, dan merayakan bencana moral dengan kesantaian dan keanggunan tap-dance.

Pada masa mudanya, Anwar dan kawan-kawan menghabiskan hari-harinya di bioskop karena mereka adalah preman bioskop: mereka menguasai pasar gelap karcis, dan pada saat yang sama menggunakan bioskop sebagai markas operasi untuk kejahatan yang lebih serius. Di tahun 1965, tentara merekrut mereka untuk membentuk pasukan pembunuh dengan pertimbangan bahwa mereka telah terbukti memiliki kemampuan melakukan kekerasan, dan mereka membenci komunis yang berusaha memboikot pemutaran film Amerika—film-film yang paling populer (dan menguntungkan). Anwar dan kawan-kawan adalah pengagum berat James Dean, John Wayne, dan Victor Mature. Mereka secara terang-terangan mengikuti gaya berpakaian dan cara membunuh dari idola mereka dalam film-film Holywood. Keluar dari pertunjukan midnight, mereka merasa “seperti gangster yang keluar dari layar.” Masih terpengaruh suasana, mereka menyeberang jalan ke kantor dan membunuh tahanan yang menjadi jatah harian setiap malam. Meminjam teknik dari film mafia, Anwar lebih menyukai menjerat korban-korbannya dengan kawat.

Dalam Jagal, Anwar dan kawan-kawan bersepakat untuk menyampaikan cerita pembunuhan tersebut kepada sutradara. Tetapi idenya bukanlah direkam dalam film dan menyampaikan testimoni untuk sebuah film dokumenter: mereka ingin menjadi bintang dalam ragam film yang sangat mereka gemari di masa mereka masih menjadi pencatut karcis bioskop. Sutradara menangkap kesempatan ini untuk mengungkap bagaimana sebuah rezim yang didirikan di atas kejahatan terhadap kemanusiaan, yang belum pernah dinyatakan bertanggung jawab, memproyeksikan dirinya dalam sejarah.

Kemudian sutradara film menantang Anwar dan kawan-kawannya untuk mengembangkan adegan-adegan fiksi mengenai pengalaman mereka membunuh dengan mengadaptasi genre film favorit mereka—gangster, koboi, musikal. Mereka menulis naskahnya. Mereka memerankan diri sendiri. Juga memerankan korban mereka sendiri.

Proses pembuatan film fiksi menyediakan sebuah alur dramatis, dan set film menjadi ruang aman untuk menggugat mereka mengenai apa yang mereka lakukan di masa lalu. Beberapa teman Anwar menyadari bahwa pembunuhan itu salah. Yang lain khawatir akan konsekuensi kisah yang mereka sampaikan terhadap citra mereka di mata publik. Generasi muda PP berpendapat bahwa mereka selayaknya membualkan horor pembantaian tersebut karena kengerian dan daya ancamnya adalah basis bagi kekuasaan PP hari ini. Saat pendapat berselisih, suasana di set berkembang menjadi tegang. Bangunan genosida sebagai “perjuangan patriotik”, dengan Anwar dan kawan-kawan sebagai pahlawannya, mulai berguncang dan retak.

Yang paling dramatis, proses pembuatan film fiksi ini menjadi katalis bagi perjalanan emosi Anwar, dari jumawa menjadi sesal ketika ia menghadapi, untuk pertama kali dalam hidupnya, segenap konsekuensi dari semua yang pernah dilakukannya. Saat nurani Anwar yang rapuh mulai terdesak oleh hasrat untuk tetap menjadi pahlawan, Jagal menyajikan sebuah konflik yang mencekam antara bayangan tentang moral dengan bencana moral.
Produksi

Film ini sebagian besar gambarnya diambil di sekitar Medan, Sumatera Utara, Indonesia antara 2005 sampai 2011. Pengambilan gambar dan wawancara selama tujuh tahun ini menghasilkan kurang lebih 1.000 jam rekaman. Diperlukan banyak editor dan waktu satu setengah tahun di London dan Copenhagen untuk menyunting rekaman tersebut menjadi film ini. Penyuntingan suara dan koreksi warna dilakukan di Norwegia.
Pranala Luar.


source: http://id.wikipedia.org/wiki/Jagal
http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/Information about Coup d'etat '65click: http://www.progind.net/  
List of books, click:  http://sastrapembebasan.wordpress.com/

[Haiku] outrage


slaughterhouse
proud for killing people
appalling

MiRa - Amsterdam, 9 September 2012

A still from the current event

The Act of Killing

Joshua Oppenheimer, Christine Cynn, Anonymous

In this chilling and inventive documentary, executive produced by Errol Morris and Werner Herzog, the unrepentant former members of Indonesian death squads are challenged to re-enact some of their many murders in the style of the American movies they love.

Programmer's Note

"I have not come across a documentary as powerful, surreal, and frightening in a decade," wrote Werner Herzog after seeing an early preview of The Act of Killing, and both he and Errol Morris were impressed enough to sign on as executive producers. A chilling and revelatory exploration of the sometimes perilously thin line between film violence and real-life violence, the film investigates a murderous, oft-forgotten chapter of history in a way that is startlingly original and bound to stir debate: enlisting a group of former killers to re-enact their lives (and deaths) in the style of the film noirs, musicals and westerns that they love.

The Act of Killing's subjects are the Indonesian paramilitary leader Anwar Congo and his band of dedicated followers. In the 1960s, Anwar was a small-time gangster who sold movie tickets on the black market and found an idealized self-image in the gunslinging heroes on the screen. Coming out of the midnight show, he and his friends felt "just like gangsters who had stepped off the screen," and were enraged by the communists who boycotted American films — the most popular and profitable. When the government of President Sukarno was overthrown by the military in 1965, Anwar and his cohorts joined in the mass murder of more than one million alleged communists, ethnic Chinese and intellectuals. Anwar and his friends take pride in their past and are eager to recreate it in the form of movie scenes with elaborate sets, costumes, pyrotechnics and extras enlisted to play victims. But as movie violence and real-life violence intertwine, Anwar's boastfulness gradually gives way to expressions of unease and regret.

Unlike other nations where the perpetrators of genocide have been brought to justice or disgraced, in Indonesia the killers stayed in power, wrote their own triumphant history, and became role models for millions of young paramilitaries to this day. Co-director Joshua Oppenheimer has spent over a decade working with death squads and their victims, which comes through in his knowledge of and passionate investment in this subject. This is a film people will be talking about for years to come.

Thom Powers

Director Biographies

  •  
    Joshua Oppenheimer was born in Austin, Texas. He has directed the documentaries The Entire History of the Louisiana Purchase (98) and, with Christine Cynn, The Globalisation Tapes (03) and The Act of Killing (12).
  •  
    Christine Cynn studied social anthropology at Harvard. She has collaborated with Joshua Oppenheimer on the feature documentaries The Globalisation Tapes (03) and The Act of Killing (12).
    source: http://tiff.net/filmsandschedules/tiff/2012/actofkilling

Friday, August 31, 2012

[Tanka] Teror dan Fitnah

teror dan fitnah
kerusuhan sosial
politik cowboy
produksi urat syaraf
anti demokratisasi

premanisasi
sistim politik uang
pemecah belah
rekayasa teroris
pemerintah koruptor


MiRa - Amsterdam, 31 Agustus 2012

Thursday, August 30, 2012

[Haiku] a Moonlit Autumn




moonlight
between the red rays
sky aglow


MiRa - Amsterdam, 30 August 2012

Tuesday, August 28, 2012

[Haibun] Ida Sang Hyang Widi


Today is a traditional celebration in Bali to honour and show their gratitude to the creator of the universe (Ida Sang Hyang Widi) as well as the spirits of the honoured ancestors.

the day Galungan
is the anniversary
of the creation

an offering
the spirits of universe
to visit the earth

MiRa - Amsterdam, 29 August 2012



Monday, August 27, 2012

[Haiku] star of earth




a young tomatoes
the plant pot on balcony
blooming star of earth

MiRa - Amsterdam, Aug 27 2012

Sunday, August 26, 2012

Refleksi Laluta: Alat komunikasi "twitter" di dunia maya anjang "perguncingan" media pasar bebas


Menurut berita republika.co.id: "...Kicauan papar hukum tatanegara.. @Yusrilihza_Mhd": SBY kan ngasi grasi sama Syaukani. Jadi beliau berhak dong dijuluki Presiden Koruptor, hehehe"...selanjutnya, silahkan click: http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/08/25/m9bdob-ini-alasan-yusril-sebut-sby-presiden-koruptor

"...Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Saan Mustopa meminta Yusril maaf kepada SBY. "Yusril harus meminta maaf kepada SBY," kata Saan..." selanjutnya silahkan click: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/08/26/m9ci12-pdip-yusril-tak-perlu-minta-maaf-sebut-sby-koruptor

"..."Menurut saya Yusril tidak perlu minta maaf," kata Basarah saat dihubungi Republika, Ahad (26/8)..." selanjutnya silah click: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/08/26/m9ci12-pdip-yusril-tak-perlu-minta-maaf-sebut-sby-koruptor

Semacam bentuk pragmatisme berita beraroma "retorika" itu adalah ciri khas alat media di Indonesia, yang inginnya selalu dipandang spektakuler dalam penyajiannya sebagai alat Massa Media Pasar Bebas abad 21...ibaratnya buat publik pembaca, seperti sedang menonton permainan ping-pong , yang kadang mengasyikan tapi juga bisa mengaburkan persoalan yang akan disampaikan pada publik pembaca...

Dan kalau dinyatakan SBY sebagai presiden koruptor...lalu kenapa? Apa lantaran adalah tanggungjawab beliau yang membiarkan bahkan merestui dan melindungi para koruptor merajalela di Tanah Air kita tercinta ini...

Berapa banyak beliau terlibat di kasus korupsi, misalnya kasus haram Bank Century yang, katanya, dipakai buat biaya mensukseskan kampanye capres jilit 2nya...hal kasus inipun tak ada yang berani mengutak-atik..bahkan dikalangan para politik elit, sejenis Yusril pun beraninya menjadi "burung berkicau" di twitter  tapi ndak punya nyali buat menekuni secara serius menggugatnya sampai ke rahan hukum..

Sehubungan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI baru lalu ini, salah satu visi&misi beliau, tentunya untuk memberi remesi alias "Korting Vonis" masa tahanan para aktor koruptor, walaupun sebenarnya beliaulah yang paling bertanggung jawab atas kasus-kasus korupsi karena banyaknya jumlah Uang Negara, yang menguap entah kemana junrungannya selama dalam masa jabatan pemerintahannya..bukankah uang yang menguap itu adalah Uang Rakyat hasil "wajib bayar Pajak" dll....

ehm..terus terang, saya akan malu bahkan merasa jijik kalau punya sosok presiden seperti beliau itu..bayangkan...kalau publik umum mengkritisi presidennya, misalnya melalui dunia maya, twitter..lantas jalur media massa dimanfaatkan oleh pasukan anak2 buahnya, yang irama paduan suaranya terdengar: "mengembek...mbekkk", lalu kemudian jor-joran menonjolkan diri membela bossnya..

Setelah itu presidennya tampil ke publik umum melalui liputan media pasar bebas, yang tentunya mengekspresi muka "bayi sehat" tapi terlihat berwajah muram, sedih dan matanya berkaca-kaca, seperti..melas minta dikasihani oleh rakyatnya, yang sudah bosan dengan pencitraan.

Sebenarnya "trik" atau penampilan model aktor seperti itu, sudah lama kukenal pada sosok eks. presiden ORBA, telah dikenal dalam sistim pemerintahan totaliter, bernama Soeharto. Beliau selalu menunjukan wajah "Bayi Sehat"nya tapi berekspresi senyum di kulum...padahal makna senyumnya itu..selalu menggetarkan rasa takut rakyatnya. Seperti digambarkan pula oleh alm. pelukis LEKRA Basuki Resobowo dibawah ini...



Keahlian metode massa psychologi beliau-beliau ini, tentunya bermaksud untuk menakutkan rakyat ataupun meminta belaskasihan pada rakyat, yang memang ada ilmunya guna memanipulasi rakyatnya supaya mendapat dukungan massa atau supaya tidak kehilangan pendukung maupun simpatisannya...dan visi metode inipun memiliki jaminan "Loyalitas" sebagai alat mempertahankan kekuasaannya, melalui sistim bentuk pelestarian KKN dalam budaya masyarakat Kapitalisme di Indonesia...

Kini di abad 21, rakyat Indonesia tak bisa lagi di perlakukan sebagai "Domba" atau "sapi perah" yang gampang di giring  ke "alam lestari"nya.  Bentuk metode "manipulasi" abad 20 itu, yang berakibat proses "apatisme" sehingga dengan cara "trik-trik" aktor  berperan "memelas diri" atau "tersenyum memikat" tapi bertangan "besi, keji dan kejam" itu tak lagi mempan karena sudah dianggap kadaluarsa..

Ingat! Rakyat Indonesia adalah Manusia yang punya Otak dan hati nurani, yang sampai saat ini hidup dalam sistim pendidikan bersifat pembodohan itu, tidak lagi manjur terpengaruh oleh "jimat aji mumpung" nya sistim Kapitalisme ... apalagi alat komunikasi di dunia maya semakin canggih jalur informasinya, dan dinilai sebagai sarana fasilitas yang bebas dan kritis...suatu kali nasib penguasa asosial serta tak berprikemanusiaan itu akan menjadi "Boomerang" menyerang dirinya. Hukum "sebab-akibat" adalah proses alamiah...ibaratnya, menurut ajaran agama: "Ada Kekuasaan di Atas penguasa..." maka sang Pencipta Alam Semesta ini akan merestui umatnya berlawan menuntut hak keadilan sosial...


MiRa - Amsterdam, 26 Agustus 2012

 

Friday, August 24, 2012

[Tanka] Teror Koruptor

teror mafia
membakar rumah rakyat
ulah koruptor
aksi mengepung kampung
rakyat miskin melawan

fitnah yang licik
politik adu domba
pepesan kosong
media pasar bebas
provokator pilkada

MiRa - Amsterdam, 24 Agustus 2012

*** terinspirasi dari berita dibawah ini ***

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/08/22/14191962/30.Kebakaran.Terjadi.Selama.Ramadan.di.Jakarta.Barat

30 Kebakaran Terjadi Selama Ramadhan di Jakarta Barat


JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat mencatat sedikitnya 30 peristiwa kebakaran terjadi selama Ramadhan. Dari 30 peristiwa tersebut, penyebab terbanyak adalah hubungan pendek arus listrik.

“Kebanyakan terjadi di Tambora. Di sana selain padat penduduk, banyak warga yang nakal mengambil listrik secara ilegal,” kata Kepala Operasional Pemadam Kebakaran Jakarta Barat Sutarno di Jakarta, Rabu (22/8/2012).

Ia mengatakan, kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran menjadi faktor utama terjadinya hal tersebut. Menurutnya, warga seharusnya diberikan penyuluhan, pembinaan, dan pelatihan tentang bagaimana cara pertolongan pertama menghadapi peristiwa kebakaran.

Penyuluhan sebenarnya sudah ada, dalam bentuk Sistem Kebakaran Kampung (SKKN). Namun, anggaran yang disediakan masih sangat kecil, hanya untuk satu tahun sekali. Penyuluhan menurutnya harus secara intensif diberikan di kawasan yang rentan kebakaran, seperti di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, yang terkenal padat penduduk.

Akibat lemahnya penyuluhan, apabila terjadi kebakaran, warga malah menyulitkan petugas dalam melakukan pemadaman. Tak jarang, antara petugas dan warga terlibat adu mulut saat pemadaman.

“Seharusnya peran warga untuk membantu petugas hanya cukup memberikan petunjuk lokasi kebakaran, memberikan arahan jalan, dan memberi petunjuk sumber air. Selebihnya percayakan kepada petugas, api pasti bisa padam,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah harus segera memperbaiki alat-alat yang membantu petugas dalam mencegah kebakaran, seperti hydrant. Menurut Sutarno, hydrant yang ada di Jakarta sama sekali tidak bisa membantu pemadaman lantaran daya semprot yang sangat lemah. Hal itu terjadi karena saluran air hydrant menjadi satu dengan saluran air warga.

“Di luar negeri, saluran hydrant sendiri. Makanya, semprotan airnya kencang. Kalau di Jakarta, tidak ada hydrant yang seperti itu. Makanya kami lebih mengutamakan sumber-sumber air seperti saluran dan kali. Terlebih lagi, hydrant banyak yang tidak berfungsi lantaran kopling penutup yang terbuat dari kuningan sering dicuri oleh warga,” katanya.

Sudin Pemadam Kebakaran mencatat, pada 2011, tingkat kebakaran di Jakarta Barat menjadi yang paling tinggi di DKI Jakarta. Sebanyak 195 kasus kebakaran terjadi, dan nilai kerugian mencapai Rp 72.544.700.000.

Di 2012, hingga Juli, jumlah kasus kebakaran sudah terjadi sebanyak 106 kali, dengan kerugian mencapai Rp 39.201.150.000. Total bangunan yang terbakar mencapai 520 bangunan berbagai bentuk, 5 korban jiwa, 16 korban luka-luka, 3 petugas pemadam terluka, dan 142.466 meter persegi luas areal yang sudah terbakar.

“Untuk penyebab, kebakaran paling tinggi diakibatkan oleh hubungan pendek arus listrik sebanyak 74 kasus, kompor 8 kasus, rokok 6 kasus, dan lain-lain 18 kasus,” tutupnya.
**** 
http://www.tempo.co/read/beritafoto/3191/Tangisan-Korban-Kebakaran-Pondok-Bambu

Tangisan Korban Kebakaran Pondok Bambu

Rabu, 22/08/2012 | 10:59
Warga menangisi rumahnya yang habis terbakar di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (22/8). TEMPO/Subekti
***
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/09/228422364/Kunjungi-Korban-Kebakaran-Fauzi-Sindir-Jokowi

Kamis, 09 Agustus 2012 | 12:29 WIB

Kunjungi Korban Kebakaran, Fauzi Sindir Jokowi

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo kembali menyindir pesaingnya dalam pemilihan gubernur putaran kedua, Joko Widodo.

Sindiran itu dia ungkapkan ketika mengunjungi korban kebakaran di Kalimati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Agustus 2012.

Sindiran tersebut terekam dalam video berjudul “Foke Pemimpin ”Seribu” Pertanyaan Blunder” dan “Kunjungi Warga Karet Tengsin, Foke Justru Berkampanye” yang diunggah dalam situs YouTube!.

Calon gubernur incumbent yang mengenakan kemeja putih itu datang ke tempat pengungsian warga. Dalam video itu, Fauzi yang datang sebagai Gubernur DKI malah menanyakan kepada warga siapa calon gubernur dalam pilkada putaran kedua yang bakal mereka pilih pada 20 September nanti.

“Sekarang lo nyolok siapa, kalau nyolok Jokowi mending, mah, bangun (rumah) di Solo aja,” katanya seperti termuat di dalam video.

Menanggapi pernyataan Fauzi tersebut, warga hanya tertawa. Namun ada juga warga yang mengiyakan kalimatnya. “Ya, bapaklah, bapak kumis,” kata seorang wanita.

Fauzi kemudian mengatakan saat ini pemerintah daerah akan melakukan inventarisasi kerugian yang terjadi akibat kebakaran tersebut. Dia pun berjanji akan secepatnya memberikan jawaban bagi warga. “Nanti saya akan ambil keputusan sebelum semingggu lagi, deh,” ujar Fauzi.

Fauzi juga meminta warga untuk sabar berada dalam penampungan. “Ya, sabar dulu,” katanya.

Sindiran Fauzi tersebut menuai banyak komentar. Seperti komentar yang ditulis oleh akun bernama Pancakee Rebus. ” Ck ck ck.. Foke udah panik..hahaha.” katanya. Banyak juga tanggapan yang mengecam Fauzi. “Foke tidak lebih mulia dari sampah kotoran.. Sudah tau rakyat lagi kena musibah, masih sempat aje nanya lo nyoblos siape,” tulis pemilik akun Hansgunawan62.

NUR ALFIYAH
***
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/14/228423537/Soal-Video-Kebakaran-Foke-Dilaporkan-ke-Panwaslu

Selasa, 14 Agustus 2012 | 17:39 WIB

Soal Video Kebakaran, Foke Dilaporkan ke Panwaslu

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Relawan Buruh untuk Jakarta Baru meminta Panwaslu untuk mengusut kasus dugaan pelanggaran aturan kampanye yang dilakukan oleh Fauzi Bowo.

“Jangan buru-buru mengatakan tak ada pelanggaran jika tidak diinvestigasi lebih lanjut,” ujar salah satu anggota tim relawan, Surya Tjandra saat dihubungi, Selasa, 14 Agustus 2012. Tadi siang, tim relawan ini bersama warga korban kebakaran Karet Tengsin datang ke Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta.

Mereka mengadukan ucapan Fauzi Bowo atau yang biasa disapa Foke ketika mengunjungi warga korban kebakaran di Karet Tengsin. Dalam video yang tersebar di layanan YouTube, Foke menyindir korban kebakaran yang memilih Jokowi pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama.

Menurut Surya, perkataan Foke saat itu merupakan salah satu bentuk kampanye. “Pernyataan tersebut dapat dimaknai upaya menguntungkan dirinya sebagai calon, dan merugikan penantang,” ujarnya.

Foke, kata dia, berpotensi melanggar Undang-Undang Nomor 32 / 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 117 karena menjanjikan materi berbentuk rehabilitasi rumah kepada para korban. “Hukumannya maksimal satu tahun,” ujarnya.

Surya menambahkan, Foke juga diadukan karena menggunakan isu SARA dengan pernyataan, “jika memilih Jokowi, bangun rumah saja di Solo.” Penyebutan kata Jokowi dan Solo oleh pesaing itu dianggap melanggar pasal 78 ayat b peraturan tersebut.

Selain itu, Surya mengatakan, Foke juga dituduh melanggar pasal 80 karena menggunakan jabatannya untuk melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon.

Salah seorang warga kebakaran, Eko Wahyudi menilai pernyataan Foke tersebut tidak etis. “Ketika pengungsi tak memikirkan lagi mau memilih Gubernur yang mana, pernyataan itu tidak pada tempatnya,” ujarnya.Namun Eko yang kini tinggal di tempat pengungsian, bersama dua rekannya yang hadir tadi siang tidak mendengar secara langsung pernyataan itu.

Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah menyatakan akan menindaklanjuti kasus ini dengan hati-hati. “Korban-korban yang datang hari ini tidak ada yang melihat dan mendengar langsung (pernyataan Foke),” ujarnya.

Namun menurutnya saat ini aduan tersebut belum bisa diterima sebagai laporan resmi. Syarat aduan bisa diperlakukan sebagai laporan resmi adalah adanya pelapor dan saksi lebih dari seorang yang mengetahui kejadian tersebut. “Kami masih akan menunggu untuk menentukan sikap,” ujarnya.

Saat dikonfirmasi terkait video tersebut, Foke enggan berkomentar. Sementara Kepala Media Center Fauzi-Nachrowi, Kahfi Siregar mengatakan ucapan Foke dalam video itu hanya bercanda. “Tidak ada maksud apa-apa. Itu konteksnya menghibur masyarakat,” kata Kahfi.

M. ANDI PERDANA

http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/
Information about Coup d’etat ‘65click: http://www.progind.net/
List of books, click:  http://sastrapembebasan.wordpress.com/

[Tanka] The silent secret





Sunday, August 12, 2012

[Haiku] The shooting stars

stones from space
bright light in the sky
wish us peace

MiRa - Amsterdam,  Aug 12 2012

Tuesday, August 7, 2012

[Haibun] Linden Blossom


 

Setiap hari seusai kerja, dan hampir setahun lamanya aku bersepeda menuju rumah melewati sepanjang tepi sungai. Perjalanan menyita waktu 15 menit itu memang sudah menjadi favorit ruteku. Serasa nyaman, juga menyenangkan. Dengan bersepeda kadang aku bisa berhenti sejenak duduk santai di bangku taman, di antara pohon-pohon besar tepi sungai. Bahkan diwaktu musim dingin pun aku tetap menyempatkan diri untuk sekedar melepas lelah sembari menikmati panorama di seberang sungai.

Ada beberapa pemandangan yang bisa dilihat, selain Gereja kuno, gedung tua sekolah Gymnasium tapi juga monumen Gubernur Jenderal kejam "van heutsz". Setiap kali aku melewati lokasi monumen itu, selalu membuatku bertambah stres berat karena benci dan geram mengingat kembali sejarah riwayat sosok keji itu di zaman penjajahan Belanda . Maka tak pernah aku memilih bangku mengarah panorama yang ada pemandangan monumen itu... Untuk mengetahui tentang van Heutsz, silahkan click:  http://tamanhaikumiryanti.blogspot.nl/2010/09/esai-jendral-kejam-dari-belanda.html

Menjelang musim semi aku tetap bersepeda meluncur sepanjang jalan sungai, bernama Pieter Lastmankade. Di pohon-pohon besar kuncup daun mulai menghiasi dahan dan ranting. Dan, sampai awal musim panas hiasan daum-daun muda terlihat semakin marak kilau berwarna. Namun, di tempat yang sama pada rute perjalananku itu, sejak awal Juli selalu tercium harum semerbak bunga   ..sayangnya aku tak mengetahui jenis bunga apa yang memiliki keharuman itu, lantaran di sekitar taman-taman rumah sepanjang kiri-kanan sungai ada beraneka ragam bunga bermekaran

Suatu hari aku bersepeda melewati jalan tepi sungai yang sama, saat itu pancaran sang surya menyengat di cuaca musim panas. Sesampainya aku di tempat lokasi harum bunga itu, tiba-tiba aku melihat seseorang sedang menyibukan diri di halaman rumahnya. Segera aku berhenti bersepeda kemudian menyapa orang itu dan bertanya: "apakah anda juga memiliki pohon bunga yang harum semerbak itu? " Dengan senyum ramah ia menunjuk ke arah pohon besar sekitar taman pesisir sungai..pandangan mataku mengikuti arah petunjuk ibu jarinya.

Akan tetapi aku merasa aneh, lalu aku menoleh ke orang itu. Aku tak mengerti maksudnya, mengapa ia tersenyum ramah sembari menunjuk ke arah tiga pohon besar itu. Dan, untuk ke dua kalinya aku bertanya:
 "Maksudmu pohon besar yang mana memberi harum semerbak?"
" itu loh pohon di antara dua pohon..." jawabnya seraya menunjuk kembali ke arah pohon tertinggi di antara dua pohon besar lainnya. Dengan sorotan sinar matahari terlihat pohon tinggi itu memancar kilau bening kekuningan. Aku terperangah memandang pohon besar ketinggian hampir 35 meter itu. Seperti terhipnotis aku terus melihat pohonnya...entah berapa lama aku berdiri terpaku menatap pohon besar dan tegap menjulang tinggi ke langit biru.
"hampiri pohon itu, lihatlah dari dekat..akan kau saksikan sendiri begitu banyak bunga menghiasi dahan dan ranting..."
" Oooh...ya...betul...tapi .. apa aku boleh tau nama pohon itu..."
" Linden Blossom"
" Linden Blossom...? bukankah itu nama teh yang biasa kita minum sehari-hari? Berapa kira-kira usia pohon itu?"  tanyaku yang masih terheran-heran dan penasaran seraya membatin tidak percaya mendengar jawaban orang itu
" Aaah..aku ndak tau usianya..yang jelas pohon itu jauh lebih tua dari aku" jawabnya dengan senyum sedikit tertawa.

Segera aku meninggalkan orang itu, berjalan menuntun sepedaku menghampiri pohon besar itu. Sesampainya aku di pohon Linden serta merta aku melepaskan sepedaku, serta merta merangkulnya dengan ke dua tanganku..seketika  terbersit pula dalam ingatanku pada 22 tahun yang lalu. Kenangan lama, teringat kembali pada sosok teman kuliahku, yang setiap hari membawa teh Linden Blossom untuk kami. Saat itu kami sedang melakukan aksi Mogok Makan di Beursplein - Amsterdam, memprotes penolakan eksekusi terhadap 6 tapol korban KUDETA Militer 1965/66.

Kini aku pun baru menyadarinya, bahwasanya wujud pohon Linden yang memiliki bunga berwarna putih kekuningan,  selain memberikan harum semerbak, tetapi juga menjadi konsumsi minuman teh berkhasiat buat manusia, pula sekaligus membangkitkan kenangan pahit masa lalu, yang tak pernah mampu kulupakan...

Harum semerbak
Mengusik ingatanku
Kenangan pahit
Peristiwa berdarah
Menuntut kebenaran

MiRa - Amsterdam, 06 Agustus 2012



http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/
Information about Coup d'etat '65click: http://www.progind.net/  
List of books, click:  http://sastrapembebasan.wordpress.com/

Friday, July 27, 2012

Terjemahan dari Berita INDO Web: “Bukti Pembunuhan terhadap 500.000 Komunis Indonesia

President Yudhoyono heeft het Openbaar Ministerie een opdracht gegeven onderzoek te doen de mensenrechtenschendingen die plaatsvonden na de staatsgreep van Soeharto in 1965. Afgelopen maandag maakte de Indonesische Mensenrechtencommissie de resultaten van haar onderzoekselanjutnya read here:

http://www.indoweb.nl/president-yudhoyono-wil-onderzoek-naar-mensenrechtenschendingen-1965-1965/

Terjemahan dari berita Indo Web:

Presiden Yudhoyono ingin menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia 1965
Diposkan oleh Editor INDO WEB pada tanggal 25 Juli 2012

Presiden Yudhoyono telah menginstruksikan jaksa penuntut umum untuk menyelidiki pelanggaran HAM yang terjadi setelah kudeta Suharto pada tahun 1965. Pada senin lalu hasil penelitian Komisi HAM Indonesia terkumpul data bukti korban  “pemburuan terhadap Komunis” yang terjadi di Indonesia setelah kudeta Suharto.  Menurut hasil penelitian ini, tentara Indonesia diduga membunuh lebih dari 500.000 komunis antara 1965-1966 dan 1977-1978.

Selama konferensi pers berlangsung kemarin Presiden Indonesia menyatakan, "hasil penelitiannya adalah baik, faktual secara benar, cerdas dan konstruktif  dalam mengungkap halaman lembaran hitam sejarah Indonesia." Menurut Yudhoyono bahwa negaranya bisa belajar banyak dari Afrika Selatan, Kamboja, Bosnia  untuk bagaimana menangani persoalan kekerasan  dalam sejarah mereka.
Source:
"President Yudhoyono wil onderzoek naar mensenrechtenschendingen 1965"

Posted by Redactie INDO Web on 23 juli 2012 in Nieuws, read here:
http://www.indoweb.nl/president-yudhoyono-wil-onderzoek-naar-mensenrechtenschendingen-1965-1965/

Diterjemahkan oleh MiRa



h


De nationale mensenrechtencommissie in Indonesië, heeft bewijzen dat het leger na de staatsgreep van Soeharto in 1965, minstens 500.000 communisten heeft vermoord. Hoofdonderzoeker Nur Kholis noemt de moorden die in de jaren ’60 en ’70 plaatsvonden ‘een grove schending van de mensenrechten’....selanjutnya please read here: http://www.indoweb.nl/bewijs-voor-moord-500-000-indonesische-communisten-58749/

Terjemahan dari berita Indo Web:
"Bukti pembunuhan terhadap 500.000 komunis Indonesia

Diposkan oleh Editor pada tanggal 23 Juli 2012 di Berita ·

Komisi HAM di Indonesia, memiliki bukti bahwa tentara setelah kudeta Suharto tahun 1965, telah menewaskan sedikitnya 500.000 komunis. Peneliti Nur Kholis menyatakan pembunuhan yang terjadi tahun 60-an dan 70-an sebagai "pelanggaran berat hak asasi manusia".

Kholis menuntut tentara dari anggota pasukan "Hukuman Mati" pada periode 1965-1967 dan 1977-1978 harus didakwa atas berbagai macam kejahatan termasuk pembunuhan,pemerkosaan massal dan penyiksaan. Hal tindakan tersebut diperkuat dengan laporan berisi 850-halaman bukti kejahatan yang dimiliki oleh Tim Peneliti untuk disampaikan kepada Jaksa Penuntut Umum. Selama 3-tahun lamanya penelitian Komisi HAM mengumpulkan data-data kesaksian lebih dari 349 saksi mata.

Nur Kholis meminta pemerintah untuk secara resmi meminta maaf kepada korban dan keluarga korban. Menurut dia, para korban dan keluarganya tidak hanya direhabilitasi tetapi mereka juga berhak atas kompensasi finansial.

Setelah peristiwa kudeta 30 September 1965, Presiden Soeharto melarang Partai Komunis. Sedikitnya setengah juta orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), dibunuh atau dipenjarakan selama bertahun-tahun tanpa proses pengadilan.

Sampai 6 tahun yang lalu, orang yang di tuduh komunis tahun 60-an dan 70-an mengalami diskriminasi. Orang-orang Indonesia yang dituduh itu mendapat kartu identitas atau paspor dengan stempel "eks-tapol", juga mereka sulit mendapat pekerjaan di sektor swasta, dilarang bekerja sebagai pejabat. Pada tahun 2006, tanda bukti kartu Identintas dari seseorang tahanan politik dan simpatisan PKI dihapus.

Source
‘Bewijs voor moord 500.000 Indonesische communisten’
Posted by Redactie INDO Web on 23 juli 2012 in Nieuws, read here:
http://www.indoweb.nl/bewijs-voor-moord-500-000-indonesische-communisten-58749/

Diterjemahkan oleh MiRa

http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/Information about Coup d'etat '65click: http://www.progind.net/  
List of books, click:  http://sastrapembebasan.wordpress.com/




[Haiku] Linden and Bee











Saturday, July 21, 2012

[Haibun] Bias Cahaya


tetesan air hujan kian melebat
tiada henti sehari, tiap hari
membasahi bumi

angin menderu di sepanjang jalanan
mengusik dahan pohon di rerumputan
tangkai bunga merunduk

gumpalan awan putih berserat kristal
membias cahaya,  memantul di permukaan air sungai
kumpulan burung camar berarak terbang rendah

bercermin diri
pada titik kenangan
dalam ingatan
mengasah alur hidup
membangun jatidiri

MiRa - Amsterdam, 21 Juli 2012

Sunday, July 15, 2012

[Haiku] wet summer time




the sound of wind noise
welcoming the dancing tree
droplets on flowers

MiRa - Amsterdam, 11 July 2012

Tuesday, July 10, 2012

Gambar pertama eksekusi tentara Belanda di Indonesia


Foto eksekusi muncul di Hindia Belanda

AMSTERDAM - Untuk pertama kali muncul gambar-gambar foto mengenai eksekusi di Hindia Belanda.

Surat Kabar ”Volkskrant” Selasa, menulis tindakan Eksekusi kemungkinan dilakukan oleh tentara Belanda selama peristiwa Agresi Milter Belanda Polisionil Aksi. (Lihat lampiran dibawah)
Juga oleh koran tersebut, mempublikasikan Foto-foto koleksi dari album pribadi seorang prajurit yang bertugas sebagai wajib militer. Salah satu fotonya,terlihat gambar Tiga warga Indonesia yang ditembak mati di punggung belakang, berdiri menghadap lubang parit. Dalam foto lain tergeletak puluhan mayat di selokan sementara dua tentara Belanda meyaksikan.

Lembaga Institut Perang NIOD  dan Institut Belanda untuk Sejarah Militer mengatakan di surat kabar, bahwa sebelumnya belum pernah melihat gambar foto-foto itu. Sang Pembuat foto-foto tersebut berasal dari Enschede dan bekerja di artileri. Ia sudah meninggal.
Penyerahan Kedaulatan Kemerdekaan R.I.:

Ia dikirim pada tahun 1947 dan kembali baru tahun 1950, setelah penyerahan Kedaulatan. Tidak diketahui kejadian eksekusi apa yang  difoto itu. Artileri itu sejauh diketahuinya tidak terlibat langsung pada tindakan eksekusi. Kemungkinan ia turut membantu pasukan khusus infantri yang melakukan eksekusi.

Sang pembuat foto belum pernah mempublikasikan gambar-gambar fotonya. Seorang karyawan dari Arsip-Walikota Enschede melihat album foto tersebut tercecer di tempat sampah, lalu kemudian memutuskan untuk mengambil foto2 yang tercecer ditumpukan sampah itu. Tidak diketahui siapa yang membuang foto album itu ke kontainer sampah. Menurut surat kabar, pemiliknya tidak punya anak dan sampai di akhir hidupnya dalam kesendirian.

Awalnya album foto itu tidak menjadi perhatian khusus, namun kemudian para karyawan arsip itu menilai sebagai sinyal “tanda bahaya” atas gambar kejadian eksekusi terhadap pemindahan tawanan itu. Segera mereka merasa berhadapan langsung dengan kenyataan gambar eksekusi.









Source: http://www.nu.nl/binnenland/2855327/fotos-opgedoken-van-executies-in-nederlands-indie.html

Diterjemahkan oleh MiRa
Amsterdam, 10 Juli 2012

***

Gambar pertama eksekusi tentara Belanda di Indonesia
Oleh: Lynn Nicolasen - 10/07/12, 07:35

© Album Jacobus R.. Drie Indonesiërs worden beschoten.
© James R. Album. Tiga warga Indonesia ditembak



© Album Jacobus R.. Doden in een greppel, twee Nederlandse soldaten kijken toe.
© James R. Album. Mati di selokan, dua tentara Belanda menyaksikan.



Untuk pertama kalinya dalam sejarah, muncul foto eksekusi, yang kemungkinan besar dilakukan oleh tentara Belanda selama agresi militer di Hindia Belanda dulu. Foto-foto tersebut berasal dari album pribadi seorang prajurit yang ketika bertugas sebagai wajib militer di Hindia Belanda.

Dalam gambar terlihat likuidasi tiga orang Indonesia. Mereka berdiri di tepi parit, dengan punggung mereka dihadapan regu tembak ketika akan ditembak mati. Ternyata, di foto yang kedua terlihat pula tumpukan mayat-mayat yang telah dieksekusi di dalam lubang Parit itu.  Sementara itu di sisi pinggiran lubang parit berdiri dua tentara Belanda, yang dikenali mengenakan seragam mereka.

Belum pernah ada sebelumnya

Para ahli dari lembaga Institut Perang NIOD dan Institut Belanda untuk Sejarah Militer (NIMH) mengatakan foto-foto tersebut belum pernah dilihat sebelumnya. “bahkan bukanlah hal selazimnya gambar foto sehari-hari, dan tidak setiap Nederlands Indise Militer membawa pulang foto-foto yang seperti itu,” kata seorang karyawan dari NIMH. Juga, gambar serupa itu tidak pernah diketahui NIOD, kata René Cook. “Kami memiliki banyak album di sini. Saatnya dinanti munculnya gambar seperti itu dan sekarang ini ada” Kau menunggu saat gambar muncul dan sekarang ada.   Sebelumnya saya belum pernah melihat.”

Para sejarawanpun tidak meragukan keasliannya. Lokasi yang tepat maupun kondisi eksekusi telah diketahui. Kelanjutan Penelitian akan memberikan rincian lebih lanjut.

Photografernya adalah seorang prajurit dari Enschede. Ia kini sudah wafat. Ia dikirim pada tahun 1947, tak lama sebelum Agresi Militer pertama dimulai, dan ia baru dikirim kembali pada tahun 1950, setelah dilakukan penyerahan kedaulatan Negara R.I.. Ketika itu Ia menjabat di artileri. Dalam bagian sejarah Korps ini tidak disebutkan melakukan eksekusi. Kemungkinan, korps artileri ini hanya berfungsi membantu memfasilitasi tugas Pasukan Khusus atau infanteri, yang memiliki hak untuk meng-eksekusi.

Pengakuan eksekusi telah dikenal di Jawa kampung Rawagede dan Sulawesi Selatan. Keluarga para korban Rawagede tahun lalu akan diberikan ganti rugi. Negara harus menanggapi gugatan yang diajukan terhadap pembunuhan di luar hukum yang berlaku di Sulawesi Selatan. Berapa banyak korban orang Indonesia di kedua tempat tersebut yang meninggal tidak diketahui.

Tentara itu tidak pernah mempublikasikan keberadaan foto-foto gambar tersebut. Albumnyapun tidak pernah menjadi perhatian khusus, bahkan tak akan menyadarinya jika album foto itu tidak ditemukan di tempat sampah di Enschede. Siapa yang membuang album fotonyapun di sana, tak pula ada yang mengetahuinya. Pemilik album tersebut tak punya anak dan hidupnya sampai diakhir hidupnya selalu dalam kesendirian.

Tempat sampah

Seorang karyawan dari walikota Enschede melihat album foto lama berada di tempat sampah, dan memutuskan untuk mengambil foto2 tersebut seperti mengail ikan keluar dari tumpukan sampah. Pemerintah walikota Enschede sering mengumpulkan gambar foto-foto mengenai riwayat kehidupan warga negaranya sendiri untuk supaya didokumentasikan.  Album foto akan disingkirkan oleh para pengumpul arsip, bila tidak ada bagian gambar-gambarnya yang tidak dinilai sebagai sinyal “tanda bahaya” atas gambar kejadian eksekusi terhadap pemindahan tawanan itu. Pada akhirnya mereka menyeleksi ulang kembali gambar foto eksekusi tersebut.

Baru tiga lembaga sejarah meminta pemerintah untuk kembali menyelidiki tindakan Agresi Militer Belanda antara tahun 1945 dan 1950, untuk supaya memahami perang apa yang dilakukan di Indonesia. Pihak Pemerintah masih belum menanggapinya.

 Diterjemahkan oleh MiRa
 Amsterdam, 10 Juli 2012

Sumber: http://www.volkskrant.nl/vk/nl/2686/Binnenland/article/detail/3284391/2012/07/10/Eerste-foto-s-ooit-van-executies-Nederlands-leger-in-Indie.dhtml


Sunday, July 1, 2012

Refleksi Jakarta Aku Kan Kembali: “Mengapa Dukung Jokowi?”

Sekitar 2 minggu lagi, warga DKI Jakarta akan menghadapi PILKADA DKI, yang diadakan tgl. 11 Juli mendatang..Ada 6 pasangan CaGub/CalWaGub yang sejak tgl. 24 Juni yl berkampanye untuk memenangkan suara pemilih warga Jakarta… agenda kampanye, silahkan click: http://www.antaranews.com/berita/317254/kampanye-pilkada-dki-diawali-penyampaian-visi-misi

Entah kenapa, saya yang lahir dan besar di Jakarta tapi juga cukup lama bermukim di perantauan, masih memiliki hubungan emosional dengan Kota kelahiranku itu…walaupun jarak pemukimanku jauh dari Indonesia tapi rasa cinta pada Tanah Airpun tak pernah terkikis habis, nyatanya aku tak bisa melepaskan kepedulianku, misalnya terhadap persoalan kemiskinan dan ketidakadilan di Indonesia. Apalagi bila aku membaca soal politik-ekonomi secara umum melalui media internet, serasa aneh bin ajaib, yang budaya korupsi nyatanya merambah sampai kepedasaan, juga “Kesal dan Gemas” membaca ulah hipokrisi peranan politik elitnya, dan kadang terpikir olehku..”ehm, Bangsa dan negara kita ini mau di giring kemana sih oleh para penguasa politik elitnya?”

Kembali, soal jakarta sebagai kota kelahiran dan masa remajaku, yang pula menjadi tempat pemukiman paling digandrungi oleh siapa saja, baik dari golongan pendatang berasal dari kaum miskin desa sampai kaum menengah pedesaan, yang menumpu harapan dan impian “mengadu nasib” di kota besar Jakarta. Hampir semua golongan pendatang bercita-cita dan berambisi membangun karier kerja di kota Metropolitan itu…ada yang akhirnya berhasil jadi pedagang sukses, pegawai negeri, pekerja LSM sukses, ilmuwan dsb bahkan sampai pula berhasil sukses menjadi politisi elit …tapi ada pula yang hidupnya gagal lalu jadi “gembel” dan kemudian bergelut di dunia “informal sektor” sebagai penipu atau broker politik elit, pencopet dan penjegal, yang akhirnya kehidupan metropolitan jakarta menjadi anjang pusat kegiatan “tipu-menipu antar penipu”…  Ibaratnya ingin menjadi “ORKAY” alias Orang kaya baru yang sukses dan di hormati tapi ditakuti atau dibenci oleh lingkungannya. Moral kehidupan di kota metropolitan pun mengalami perubahan akut, tercermin refleksi filsafat hidupnya “cuek-bebek” berprinsip: “Emangnya Gue Pikirin…:) “

Kota jakarta, yang cermin jurang pemisah antar si kaya dan si miskin semakin melebar, juga begitu ekstrim penderitaan kaum miskin kotanya. Bahkan kondisi fisik kehidupan kota metropolitan itu, semakin dihadapi beragam pusat persoalan penyakit epidemi Demam berdarah, kemacatan lalu-lintas, pengotoran udara, kriminalitas, banjir, pengangguran, fasilitas umum yang memburuk, seperti terminal&halte bus, persoalan sampah dll. Sehubungan dengan persoalan tersebut, kini Ibu Kota itu sedang pula dihadapi tempat anjang persaingan antar Calon Gubernur, yaitu PILKADA, yang akan diadakan pada 11 juli 2012 mendatang.

Jumlah penduduk Jakarta yang lebih dari 10 juta orang itu dihadapi pilihan 6 pasangan kandidat cagub - cawagup DKI Jakarta. Menurut KPU DKI ada 7 Juta Surat Suara, yang katanya ada 6.983.692 orang yang berhak memilih. Sementara itu, ada 15.059 titik TPS yang tersebar di tiap kelurahan.
Menurut situs http://pilkadadki.com/ hasil pooling yang dirilis melalui http://pilkadadki.com/polling/ , dari jumlah total Vote: 35325 sampai tgl. 30 Juni 2012, yang menginginkan pasangan cagub - cawagup DKI sbb:
Foke - Nara, Jumlah Vote:12435 | Persentase: (34.67 %)
HNW - Didik, Jumlah Vote:11543 | Persentase: (32.18 %)
Jokowi - Ahok, Jumlah Vote:10581 | Persentase: (29.50 %)
Tentunya hasil pooling tsb bukanlah menjadi catatan tolok ukur yang menentukan, akan tetapi diantaranya memang ada calon pasangan cagub&cawagub yang unik, misalnya Jokowi yang sedang menjabat Wali Kota Solo jilit 2 itu adalah salah satu favorit kandidat calon Gubernur DKI Jakarta 2012, berpasangan dengan Calon Wakilnya bernama Ahok.

Jokowi yang  menurut info di tempo.com:  “…berdasarkan publikasi The City Mayors Foundation, London, Inggris….Jokowi masuk dalam lima besar kandidat wali kota terbaik yang mewakili Asia. Selain Jokowi, ada Wali Kota Tel Aviv (Israel) Ron Huldai, Wali Kota Angeles City (Filipina) Edgardo Pamintuan, Wali Kota Changwon City (Korea Selatan), dan Wali Kota Ankara (Turki) Melih Gokcek.”, selanjutnya silahkan click: http://www.tempo.co/read/news/2012/06/19/219411452/Jokowi-Masuk-Daftar-25-Wali-Kota-Terbaik-Dunia..”

Lalu, mengapa JOKOWI sampai saat ini begitu populer di Jakarta…seperti pula tercermin di gambar profile+ 6 tawaran program kampanye PILKADA DKI Jakarta di bawah ini, berjudul “mengapa Dukung Jokowi”. Gambar tsb saya temukan di facebook.com

Selanjutnya saya sajikan beberapa info yang saya baca melalui website

Apa Kata Pedagang Glodok Soal Jokowi-Ahok?
http://regional.kompas.com/read/2012/03/22/14261127/Apa.Kata.Pedagang.Glodok.Soal.Jokowi-Ahok.

Penulis : Madina Nusrat | Sabtu, 24 Maret 2012, “Jokowi-Ahok Siapkan Kartu Jakarta Sehat”
“Jakarta punya anggaran jauh lebih besar dibandingkan di Solo. Cuma Jakarta belum punya sistem untuk jaminan kesehatan bagi warganya,” jelas Wali Kota Solo yang biasa disapa Jokowi ini…” selanjutnya silahkan click:http://regional.kompas.com/read/2012/03/24/16433867/Jokowi-Ahok.Siapkan.Kartu.Jakarta.Sehat.

“… semua moda transportasi massal di Jakarta ini butuh perbaikan segera. Dengan angkutan umum yang baik dan memadai, kata Jokowi, warga pasti tidak sulit untuk diajak meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih ke angkutan umum…”, selanjutnya silahkan baca: “Inilah Perbaikan Angkutan Umum ala Jokowi “, silahkan ckick: http://regional.kompas.com/read/2012/04/04/09343944/Inilah.Perbaikan.Angkutan.Umum.ala.Jokowi

“…Kami tidak akan mengubah Pola Transportasi Makro yang sudah direncanakan. Tapi memodifikasi sedikit untuk kenyamanan bersama, saya rasa tidak ada salahnya,…” selanjutnya silahkan click: http://regional.kompas.com/read/2012/04/02/07060195/Jokowi. .

Ada yang mengutip pengamat dari Reform Institute info di kompas.com, Jumat, 23 Maret 2012, “Jokowi-Ahok Harus Yakinkan “Akar Rumput”,

a.l.  menilai:”… pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) berpotensi meraih banyak suara dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012 (Pilkada DKI Jakarta 2012)…Meski demikian, Yudi menilai Jokowi-Ahok memiliki pekerjaan rumah yang cukup menantang, yakni harus menggalang konsolidasi dengan warga dalam waktu terbatas. Ini dikarenakan kedua pasangan itu belum menyentuh warga Jakarta secara menyeluruh. ….” selanjutnya silahkan click: http://regional.kompas.com/read/2012/03/23/20422963/Jokowi-Ahok.Harus.Yakinkan.Akar.Rumput.

Tentunya penilaian tersebut sah-sah saja mengingat Jokowi adalah pula salah satu pendatang baru, yang menginginkan pula “mengadu Nasib” di Kota Metropolitan Jakarta, yang kemungkinan akan bisa mendapat nasib baik atau bernasib jelek…semuanya itu bergantung pada potensi kejujuran, kesediaan niat baiknya dan kuat atau tegar menghadapi tantangan kehidupan perkotaan bermoral “Hipokrisi”, juga sebagai tempat anjang pusat kegiatan “tipu-menipu antar penipu”…

MiRa - Amsterdam, 1 Juli 2012

 
http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/
Information about Coup d’etat ‘65click: http://www.progind.net/
List of books, click:  http://sastrapembebasan.wordpress.com/

Friday, June 29, 2012

[Haiku] like cherry fruit



[Haiku] Bleeding heart flower



Bleeding heart flower info, please click:
http://darumapilgrim.blogspot.jp/2005/08/flower-garlands.html
http://shoaibnzm2.blogspot.nl/2011/12/bleeding-heart-flowers.html

Friday, April 27, 2012

[Tanka] Putih Bersemai

(1)

Tatapan mata
Dibalik ruang kaca
Memandang bunga

Perjalanan usia
Menuai kesabaran

(2)

Di ujung waktu
Bersinar dalam hampa
Jantung berdetak

Ketidakberdayaan
Mengusik kepastian

(3)

Air mengalir
Ke ulu hati
Mengelak kepedihan

Di saat penentuan
Kehangatan bersemi

MiRa - Amsterdam, 26 Mei 2010
Putih berputik Merah -Elisabeth Samsonstr. 27 Mei 2010

[Tanka] Musim semi di pelataran rumah

[Haiku] Musim semi di pelataran rumah

Pesona bunga
Hujan di musim semi
Segar merekah
Senyum melepas lelah
Lemah lunglai menyurut

Menanti cerah
Di pelataran rumah
Menatap langit
Burung pipit mencicit
Meninggalkan sarangnya

Semilir angin
Ingat nasib bencana
Lumpur beracun
Malam kelam berduka
Dilanda mimpi nyeri

MiRa - Amsterdam, 2 Juni 2010


" Burung pipit mencicit"
Elisabeth Samsonstr - Amsterdam, 1 Juni 2010

Saturday, March 31, 2012

[Haiku] Mother in the spring time



my mother happy
looked at cherry blossoms
In front of her house

Ibuku senang
Melihat bunga sakura
Di depan rumah

Mira - Amsterdam, March 31, 2012

Tuesday, March 27, 2012

[Haiku] Spring Seasons

Spring equinox
Inhaling fragrant scent
From animal manure


Shadow of the sun
With soft breeze whisper
Fill me the energy

MiRa - Amsterdam, 26 March 2012

[Haiku] The day of silence

Day of silence
With incense in my room
Giving thoughts on quiet

Day of silence
With incense in my room
My thoughts are quiet


Di hari nyepi
Dengan dupa di ruangan
Pikiran tenang

Note please click, http://en.wikipedia.org/wiki/Nyepi

Friday, 23 March 2012

Monday, March 19, 2012

[Haiku] On clear Day




clear spring day -
I cycle along the canals
with blooming edges

Op heldere dag
Ik fiets door langs de grachten
met bloeiende randen

Hari yang cerah
Bersepeda sepanjang kanal
Mekar di tepi

MiRa - Amsterdam, 19 Maret 2012

Sunday, March 18, 2012

[Tanka] Surga Dunia


Bayangan surya
Angin membisik pohon
Semangat hidup
Waktu menyambut musim
Bunga surga dunia

MiRa - Amsterdam, 18 Maret 2012

Paradise on earth

Shadow of sunrays
Soft breeze whispering the tree
Give spirit of life
Time welcoming the season
Flowers paradise on earth

MiRa - Amsterdam, March 18, 2012

Saturday, March 17, 2012

[Haiku] Meja Bundar




Di Hari sampah
Meja antik di jalan
Jadi milik ku

MiRa - Amsterdam, 17 Maret 2012

~ Haiku Round table ~

The day of garbage
Antique table on roadside
It's me new owner

Trash collection day -
The antique table by the roadside
Now belongs to me


~ Haiku Ronde Tafel ~

De dag van afval
Antieke tafel langs de weg
Nu is die van mij

Friday, March 16, 2012

Tanka Musim Bunga


Menggores kuas
Aneka warna bunga
Di atas kanvas
Gambar karya lukisan
Secercah sinar surya

MiRa - Amstelveenseweg, 16 Maret 2012

Tuesday, March 13, 2012

[Tanka] Sel Isolasi



Irama sendu
Mengalun dalam sunyi
Lagu soliter
Bait dalam puisi
Bermakna cinta kasih

Sunyi sendiri
Dalam sel isolasi
Gelap gulita
Tahanan siksa batin
Melawan kebatilan

Kenangan lalu
Menelusuri waktu
Menuntut adil
Perjalanan hidupnya
Menjejak dalam hening

MiRa - Amsterdam, 13 Maret 2012

Saturday, March 10, 2012

[Tanka] Makna Ingatan

Di sudut ruang
Kursi dan meja bundar
Menghadap luar
Gangguan lalu lalang
Mengusik waktu senggang

Saat jam sibuk
Di jalur jalan sepeda
Susul menyusul
Lintasan hiruk pikuk
Saling sikut menyikut

Persenyawaan
Senasib dan sejiwa
Kenangan usang
Bertemu dan berpisah
Terlintas dalam benak

Makna ingatan
Tiada tenggang rasa
Antar sesama
Sinar lampu berasap
Abu, debu jalanan

MiRa - Amsterdam - 10 Maret 2012

Tuesday, February 14, 2012

[Updating] Antologi Puisi Untuk Bima Membara

Kepada yth para Penyair antologi puisi Bima Membara yang baik,

Salam Sastra Pembebasan!

Pertama-tama, kami mengucapkan terimakasih atas simpati, dukungan dan sumbangan karya puisi untuk Bima Membara. Sumbangan karya - karya puisi itu sebagai ekspresi kepedulian terhadap Peristiwa Tragedi Kemanusiaan, yang terjadi di Pelabuhan Sape – Bima pada tanggal 24 desember 2011.

Karena banyaknya sumbangan puisi yang dikirim oleh para penulis, sehingga tak bisa diterbitkan semuanya karena keterbatasan biaya, tapi kami bermaksud menerbitkan buku antologi Bima Membara yang kedua buat karya para penyair yang belum termuat puisinya.

Rencana launching buku Bima Membara akan diadakan di Jakarta dalam waktu dekat yang akan diinformasikan lebih lanjut kepada para penulis, dan dalam acara tersebut para penulis akan diberikan 1 eksemplar buku.

Bagi para pecinta puisi bisa membeli bukunya, langsung menghubungi penerbit Halaman Moeka, melalui Email: halamanmoeka@gmail.com
atau silahkan click: http://halamanmoeka.blogspot.com/2012/02/kumpulan-puisi-bima-membara-halaman.html

Mohon maaf jika ada kekurangan kami. Semoga usaha suka rela kita bersama ini akan membangkitkan solidaritas terhadap perjuangan rakyat di Bima.

salam

------------------------------------------------------------------------------------------------

Buku:
BIMA MEMBARA
Sebuah Kumpulan Puisi untuk Bima

- tebal 80 halaman
- ukuran 13 x 20 cm
- kertas HVS 70 gr B/W
- cover artcartoon 230 gr, laminating dof

Cover buku:


BIMA MEMBARA
Sebuah Kumpulan Puisi untuk Bima


Koordinator:
Leonowens SP

Editor:
Heri Latief
Mira Kusuma
Arif Hidayat
Jumari HS

Layouter:
Catur S.

Desain Cover:
Irman Permana

Diterbitkan Oleh:
Halaman Moeka Publishing
Jakarta, Februari 2012

ISBN: 978-602-9126-13-6

Halaman Moeka Publishing
Jl. Manggis IV, No. 2 RT/RW 07/04,
Tanjung Duren Selatan,
Grogol Petamburan, Jakarta Barat
http://halamanmoeka.blogspot.com
Telp 021 46224131


Daftar Isi — ­­ ix

Menimba Air Mata di Bima Oleh Dinullah Rayes — 1
­­
Suara Oleh Shaka Arundaya — 3

Larik Samsara Oleh Selly Hartanti — 4

Negara Sakit Dipimpin Para Penjahat Tukang Kibul Oleh S Stanley Sumampouw — 5

Untuk Bima Oleh Eka RS — 6
­­
Ketika Timah Panas dan Sepatu Lars Bicara ­­Oleh Arrie Boediman La Ede­­ — 8

Kami Masih Ada Oleh Kit Rose —­­ 13

Untuk Petani Bima Oleh Habe Arifin — 15
­­
Tragedi Penembakan di Sape Oleh Edy Priyatna — 16
­­
Tanah Ini Sudah Meratap Oleh Kelana — 19
­­
Robohkan Angkuhmu ­­Oleh Donny Anggoro —­­ 22

Negeriku di Serambi Bima Oleh Zeta Rosa — 24
­­
Cukup Sudah! Oleh Bayu Gautama — 26
­­
Kota yang Tidur Oleh Dwi Rahariyoso — 28
­­
Bumiku Menangis Oleh Selsa — 30
­­
Pejuang-Pejuang Bima Oleh Bambang Prayitno — 32
­­
Pagi di Pelabuhan Sape Oleh Agus Wepe — ­­ 34

Maka Ceritapun Berubah Arah Oleh Wasta Tama — 35
­­
Bima Mutiara Nusantara Oleh Nurdiana — 37
­­
Cerita Rumput Oleh Edy Firmansyah — 40
­­
Harga Petani Oleh Ario Sasongko — 42
­­
Tanah Darah ­­ Oleh Alex R. Nainggolan — 44

Bima yang Menggugat Oleh Jaksen Saragih — ­­ 46

Ingin Aku Bedamai Denganmu Oleh Thomas Budi Santoso — 49
­­
Rezim Patuk Ular Oleh Saiful Hadjar — 52
­­
(Haibun) Malam Kudus Berdarah Oleh MiRa — 54
­­
Bima dan Kuku-Kuku Itu ­­Oleh Dimas Arika Mihardja — 57

Bima ­­Oleh Jumari HS — 59

Emas dan Tanah Air ­­Oleh Asahan — 61

Emas Berdarah Rakyat Oleh Heri Latief — 63

Bima Berkabung Oleh Selendang Sulaiman — 64
­­
Di Bima, Darah Bersimbah Oleh Darmanto Nugroho — 67


KATA MUTIARA

"Memang, kebijakan pemerintah yang lebih mementingkan pemodal menyebabkan aparatus negara dapat mempersepsikan masyarakat yang tidak sepaham menjadi musuh bersama yang harus dilawan. Karenanya saat ini, kita tidak bisa lagi membedakan mana penjajah mana penguasa.”

(Leonowens SP – Sastrawan Dunia)


Kata Pengantar

“Polisi! Gunakan wibawamu sebagai senjata, jangan gunakan senjatamu sebagai wibawa.”

Cukup sulit menemukan perilaku menempatkan wibawa sebagai senjata bagi aparatus kepolisian jika membuka lembaran-lembaran bentrokan masyarakat dengan kepolisian akhir-akhir ini.

Senin, (19/12/2011) ribuan masyarakat Kecamatan Lambu Kabupaten Bima Provinsi Nusatenggara Barat (NTB) melakukan long march dengan berjalan kaki menuju pelabuhan Sape. Aparat keamanan berusaha untuk menghalau pendemo namun gagal dilakukan disebabkan jumlah massa saat itu mencapai ribuan orang tidak sebanding dengan jumlah aparat kepolisian.

Hari itulah titik awal masyarakat melakukan gerakan massif guna mendapat perhatian pemangku kebijakan terkait polemik Keputusan Bupati Bima Nomor: 188.45/357/004/2010 tanggal 28 April 2010 tentang penyesuaian Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi kepada PT. Sumber Mineral Nusantara (PTSMN).

Bibit penolakan sebenarnya sudah terjadi sejak lama, bahkan pada hari Kamis tanggal 10 Februari 2011 masyarakat Kecamatan Lambu Bima juga bentrok dengan aparat keamanan setempat yang mengakibatkan perusakan dan pembakaran beberapa unit kendaraan milik Pemerintah Daerah Bima.

Penolakan masyarakat Kecamatan Lambu ini bermula tatkala PTSMN berniat melakukan eksplorasi pertambangan diwilayah Lambu. Dalam hal ini masyarakat melihat, jika pertambangan dilakukan diwilayah tersebut maka otomatis akan menganggu sumber mata air mereka dan masyarakat telah mendapat informasi DAM Diwu Moro yang merupakan satu-satunya penampung air diwilayah tersebut akan ditutup.

Adanya DAM Diwu Moro tersebut merupakan penampungan air bagi petani bawang merah dan pada musim kemarau, Dari DAM air tersebut dialiri lewat sungai-sungai untuk dialiri langsung pada lahan pertanian milik warga. Informasi akan ditutupnya Diwu Moro yang merupakan DAM terluas di Indonesia setelah “DAM Pela Parado” Kecamatan Parado Kabupaten Bima terluas se-ASEAN tentunya Kecamatan Lambu dan sekitarnya akan mengalami bencana banjir bandang yang tidak terkirakan akibatnya. Dan merekapun sudah memperkirakan akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan air guna mengairi tanaman bawang yang menjadi tanaman utama bagi pertanian setempat.

Kerusuhan awal Februari 2011 ternyata tidak membuat pemangku kebijakan setempat bergeming, permintaan masyarakat untuk menghentikan ijin operasional PTSMN tetap tidak dipenuhi oleh pemangku kebijakan meskipun masyarakat setempat tetap mencoba melakukan komunikasi dengan pihak pemangku kebijakan.

Rasa frustasi karena keinginan masyarakat tidak terpenuhi akhirnya diputuskan untuk melakukan aksi yang lebih besar dan berdampak luas bagi masyarakat lainnya. Diputuskanlah melakukan blockade pelabuhan Sape Bima di Kecamatan Sape yang sebenarnya berbeda kecamatan dengan Kecamatan Lambu.

Sejak Senin (19/12/2011) ribuan masyarakat memblokade pelabuhan penghubung antara Pulau Sumbawa dengan Provinsi Nusatenggara Timur (NTT). Berhari-hari negoisasi telah diupayakan agar masyarakat menghentikan aksi blokade pelabuhan, namun kesepakatan belum tercapai. “Masyarakat tetap menuntut cabut ijin operasional PTSMN untuk selamanya.”

Negoisasi gagal inilah yang membuat aparatus keplisian dari Polda NTB bertekat untuk membersihkan pelabuhan dari masyarakat yang masih bertahan. Jumlah aparat keamanan yang diterjunkan pada Sabtu (24/12/2011) kelabu tersebut tidak sebanding dengan jumlah massa yang diperkirakan tinggal 300 orang.

Tak pelak, bentrokan pun terjadi. Ratusan massa yang masih bertahan porak-poranda akibat tembakan aparat keamanan. Setidaknya data terakhir yang dilansir oleh Komnas HAM dan DPD RI sebanyak 3 orang tewas dan lebih dari 30 orang mengalami luka-luka serius.

Hasil investigasi Komnas HAM pun menemukan adanya pelanggaran atas prosedur penanganan unjuk rasa tersebut.

Sontak, Peristiwa Sabtu kelabu di pelabuhan Sape Bima ini mendapat sorotan dari berbagai pihak atas sikap penanganan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh aparatus Kepolisian di NTB. Berbagai aksi dilakukan oleh beberapa elemen masyarakat di seluruh Indonesia, mengecam keras atas tindakan aparatus kepolisian yang menghilangkan nyawa masyarakat dengan kekerasan.

Peristiwa Bima, ternyata tidak membuat nyali aparatus Kepolisian RI untuk tetap mengedepankan kekerasan dalam mengamankan pengunjuk rasa. Pasca bentrokan bima, ternyata korban-korban lain pun berjatuhan ditangan aparat kepolisian. Elemen masyarakat dan mahasiswa yang melakukan aksi kecaman terhadap peristiwa Bima ternyata juga manjadi korban saat mereka berhadapan dengan aparatus kepolisian disaat aksi lapangan. Puluhan orang terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di beberapa kota dari Makasar hingga Jakarta.

Rasa keperihatinan mendalam terhadap sikap penanganan aksi oleh aparatus Kepolisian terus bergulir dengan berbagai cara dan di banyak tempat. Mahasiswa melampiaskannya dengan aksi dilapangan, politisi dengan cara mengadakan diskusi dan konfrensi pers, dan kami coba menghimpun Penyair Nusantara dalam sebuah buku puisi yang berjudul “BIMA MEMBARA: Sebuah Kumpulan Puisi untuk Bima”.

Bermula dari komunikasi tidak resmi dengan saudara Leonowens SP, tercetuslah ide untuk menghimpun puisi-puisi yang secara khusus mengenang peristiwa Sabtu kelabu di pelabuhan Sape Bima. Ide ini kemudian mendapat apresiasi dari saudara Heri Latief dan mbak MiRa yang kesehariannya bergelut di Sastra Pembebasan dan saat ini bermukim di Belanda.

Berbagai elemen didunia maya diantaranya dari groups facebook “Kumpulan Fiksi”, “Komunikasi Sastra”, “SASTRA dalam SAJAK” dan komunitas Blog Kompasiana.com serta rekan Jumari HS dari Komite Sastra Dewan Kesenian Kudus juga secara langsung mendukung dengan menyebarkan informasi solidaritas ini, sehingga hanya dalam waktu dua minggu terhimpun puluhan penyair yang menyumbangkan karya puisinya.

Antologi puisi ini merupakan upaya kami dalam menghimpun kegalauan penyair nusantara dalam menyikapi berbagai peristiwa yang melibatkan aparatus Negara terutama Kepolisian RI. Berbagai penanganan masalah yang seharusnya bisa diselesaikan secara damai, justru akhir-akhir ini lebih senang dilakukan menggunakan kekerasan. Padahal nyawa manusia tidak akan bisa dikembalikan lagi jika peluru merenggut hak hidup masyarakat kita.

Kami berharap, buku antologi puisi ini dapat menjadi rekaman sejarah atas sikap kebrutalan aparatus kepolisian yang sudah tentu pada tahun-tahun mendatang tidak akan mengulangi lagi sejarah yang sama.

Sudah sepantasnya jika para penyair yang terlibat dalam antologi puisi “BIMA MEMBARA: Sebuah Kumpulan Puisi untuk Bima“ diberikan apresiasi atas karyanya, namun karena keterbatasan yang kami miliki maka apresiasi tersebut baru sebatas ucapan terima kasih.

Rekan-rekan penyair, Dinullah Rayes, Shaka Arundaya, Selly Hartanti, S Stanley Sumampouw, Eka RS, Arrie Boediman La Ede, Kit Rose, Habe Arifin, Edy Priyatna, Kelana, Donny Anggoro, Zeta Rosa, Bayu Gautama, Dwi Rahariyoso, Selsa, Bambang Prayitno, Agus Wepe, Wasta Tama, Nurdiana, Edy Firmansyah, Ario Sasongko, Alex R. Nainggolan, Jaksen Saragih, Thomas Budi Santoso, Saiful Hadjar, MiRa, Dimas Arika Mihardja, Jumari HS, Asahan, Heri Latief, Selendang Sulaiman, Darmanto Nugroho telah menoreh sejarah tersendiri untuk berupaya menyadarkan aparatus kepolisian kita agar lebih baik untuk hari-hari mendatang.

Terima kasih, salam hangat.



Jakarta, 13 Januari 2012

Arif Hidayat

(Penggiat LSM anti korupsi kelahiran Sumbawa NTB, pemilik media online www.sumbawanews.com dan majalah Sumbawanews)



Endorsement

Prof. DR. H.M. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah, Kelahiran Sumbawa)

Tragedi Sape-Bima mengusik hati kita semua, ketika bahasa kekerasan bicara, dan menjadi cara penguasa memperlakukan rakyatnya. Slogan pro-rakyat, pro kerja, hanyalah retorika politik belaka, yang berhenti pada kata-kata, tak pernah menjelma dalam perbuatan nyata. Adalah kelaliman kalau penguasa dikuasai hawa nafsu, adalah kemunafikan kalau ucap dan tindak tak menyatu. Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah. Peribahasa tempo dulu, sayang tergerus waktu. Jika kebenaran tiba, kebatilan kan sirna.

Drs. H. Harun Alrasyid (Mantan Gubernur NTB dan Saat ini menjadi anggota DPR RI)

"Puisi menjadi alternatif celoteh bagi ide yang tak bisa dipenjara waktu, meski badan terkerangkeng, puisi kan tetap berkicau di tengah tirani dan denting peluru. Buku kumpulan puisi Bima Membara Ini adalah gerhana realitas sekaligus gerhana waktu, lahir dari refleksi sadar para penulis nya, sebagai sikap dan sekaligus kenang atas pristiwa bahwa Bima memang membara."

Fahri Hamzah ( Anggota DPR RI Asal Pulau Sumbawa - NTB

"Saya sudah membaca semua kemarahan, kata-kata dan teks secara keseluruhan seperti mengeluarkan gelombang dan dengung orang-orang yang tidak mau di dengar oleh otoritas politik dan penanam modal...kita perlu membaca kumpulan puisi ini untuk mempertajam nurani bahwa negara ini masih jauh dari baik jika dilihat dari kemampuannya memelihara hak milik dan hak asasi rakyat."