Dalam rangka merayakan Ulang Tahun penyair Mawie Ananta Jonie ke 74
tahun di kota Almere diadakan acara hari Pembacaan Puisi di rumah Pak
Mawie. Acara yang diadakan pada hari sabtu, 10 Mei 2014 itu, dimaksud
pula untuk memperingati 50 tahun Pak Mawie di Luar negeri sebagai
penyair eksil Indonesia di Belanda
Pak Mawie lahir pada tanggal
5 Mei 1940 di Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Indonesia. Sejak
tahun 1990 beliau bersama istri dan dua putranya bermukim di kota
Almere, yang kemudian pak Mawie bekerja di Biro Sport dan Rekreasi. Pada
usia 65 tahun beliau mendapat pensiun pegawai negeri di Belanda.
Acara
Pembacaan Puisi yang dihadiri lebih dari 20 orang itu, diadakan oleh
Stichting Perhimpunan Dokumentasi Indonesia (PERDOI) dan Yayasan Sejarah
dan Budaya (YSBI). Acara tersebut di awali dengan kata pengantar oleh
ketua YSBI, bernama K. Soelardjo, kemudian Sarmadji (Perdoi) membacakan
bagian dari karya tulisan buku Mawie Ananta Jonie, berjudul: “Anak
Minang itu ke Peking”.
Pertama, pembacaan puisi oleh mantan
Dosen Sastra Rusia dari Universitas Leiden Agus Salim, berjudul “Museum
Perang”, “Bukit Tinggi” dan “Medan”. Kemudian disusul oleh, penyair Heri
Latief dengan 3 karya puisinya “Budak Melayu”, “Balada sepiring nasi
tempe” dan “Sepuluh tahun reformasi Basi”. Dini Setyowati sebagai korban
peristiwa Tragedi Nasional 1965/66 generasi ke dua trurut membacakan
karya puisinya berjudul “Wisma Kebun Nanas” dan “Burung Rajawali”.
Sementara
hamparan angin menderu yang mengiringi hujan rintik di plataran rumah
Mawie Ananta Jonie, tak mengurangi rasa kebersamaan antar sesama yang
hadir. Bahkan suasana acara di rumah Pak Mawie menjadi lebih hangat dan
ceria ketika penulis Asahan Aidit membacakan puisi satirenya berjudul
“Begitu Banyak Yang sudah Berlalu”. Pula, memberi inspirasi pencerahan
bagi yang hadir saat penulis, penyair dan pendiri Sanggar Bumi Tarung
Koeslan Budiman membacakan karya puisi Li Tai Po, berjudul “Di bawah
Terang bulan Minum Anggur sendirian”. Setelah itu Ibu Melia membacakan
karya puisi Mawie Ananta Jonie yang kemudian disertai penjelasan oleh
Lily, isteri saudara Mawie.
Saya pun turut serta membacakan puisi
karya penyair Lekra Sabar Anantaguna, berjudul “Kecapi Terali Besi” dan
“Di Depan Senayan”. Dan, akhir dari acara pembacaan puisi, penyair
Chalik Hamid membacakan karya puisinya penyair muda Banyu Bening,
berjudul “Romansa di Kebun Tebu” dan karya puisinya sendiri, berjudul
“Kuburan Kami ada Dimana-mana” .
Sebagai penutupan acara
pembacaan puisi penyair Mawie Ananta Jonie menyatakan kebahagiannya dan
terharu serta mengucapkan terimakasih atas kesediaan kawan-kawannya yang
hadir untuk berkumpul bersama merayakan Ulang Tahunnya yang ke 74
tahun.
MiRa - Amsterdam, 11 Mei 2014
Chalik Hamid (membaca puisi),Asahan Aidit, Roeslan Budiman
No comments:
Post a Comment